ORANG-ORANG
BINGUNG
KARYA Joko Kurnain
Tokoh
1.
NOL
2.
SATU
3.
DUA
4.
TIGA
5.
EMPAT
6.
LIMA
7.
ENAM
8.
TUJUH
9.
SUARA
10. BENCONG
11. PEREMPUAN
1
12. PEREMPUAN
2
13. PEREMPUAN
3
14. PEREMPUAN
4
15. PEREMPUAN
5
16. WAKTU
SATU
(kotak-kotak dari
berbagai arah menuju arena permainan… berisik… sepi)
SATU
Hey, Jam berapa sekarang?
DUA
Saya kurang tahu.
SATU
Hey, Jam berapa sekarang?
TIGA
Ada apa sih dengan waktu. Lho, ada dimana kita? Dimana kita?
EMPAT
Entahlah.
Persetan dengan waktu, persetan dengan tempat. Persetan semuanya!
NOL
Sudah, sudah.
Jangan berisik. Nanti rencana kita gagal
LIMA
Rencana apa Bung?
TIGA
Lho, kita ini
mau apa dan ada dimana sih?
SATU
Hey, Jam berapa sekarang?
TIGA
Ada apa sih
dengan waktu. Yang kita perlu tahu, dimana kita berada sekarang.
EMPAT
Persetan semuanya. Persetan.
LIMA
Nggak bisa diatur ya! Bung, apa yang kita harus
lakukan?
ENAM
Tunggu, siapa
yang punya rencana? Kapan kita pernah berencana dan siapa yang ngatur,
Lalu siapa
yanag diatur?
TUJUH
Saya bingung. Kita ini sebenarnya mau apa ?
DUA
Saya boleh ikutan bingung.
EMPAT
Persetan,
persetan. Mau bingung, mau ikutan bingung. Persetan semuanya.
TIGA
Iya, tetapi kita ada dimana ?
TUJUH
Saya semakin bingung.
DUA
Saya semakin bingung.
TUJUH
Nah, saya
tahu sekarang. Kitasemuanya sedang bingung. Bingung dengan waktu,
bingung
dengan tEMPAT, bingung dengan rencana kita, dan persetan semuanya.
ENAM
Tunggu, kita tunggu waktu. Kita cari tahu dimana kita berada
?
LIMA
Apa kita harus menumggu tanpa tahu apa yang harus kita
lakukan ?
SATU
Hey, jam berapa sekarang ?
EMPAT
persetan. Persetan semuanya.
LIMA
Kalau
semuanya tidak punya inisiatif, apa kita harus terus menerus menunggu ?
SATU
Hey, jam berapa sekarang ?
EMPAT
persetan. Persetan semuanya.
LIMA
Kita harus lakukan sesuatu. Kalau kita perlu kita
jalankan yang namanya inisiatif.
ENAM
memangnya barang dagangan ?
EMPAT
Inisiatif.
Ya, kita harus punya inisiatif untuk mempersetan segala hal dan persetanan
semuanya!
DUA
Saya dipersetan? Aemua setan. Apa hubungannya setan
dengan inisiatif ?
TUJUH
Membiongungkan.
Tak terbilang denga bilang dengan bilangan tak terhinggapun.
Semua sungai
bermuara ke laut. Kalau matahari saat ini tak ada di sini, tentunya sekarang
dia berada di
belahan bumi lainya. Ya, tentu. Ini tak begitu membingungkan ?
LIMA
Ada yang punya inisiatif?
TUJUH
Saya, saya punya. Apa ada yang harus saya bingungkan?
LIMA
Lagi-lagi
bingung. Kita harus melakukan sesuatu. Sesuatu yang dapat
membuktikan
kita…
TUJUH
Cukup, itu sudah cukup
DUA
Betul. Cukup membingungkan
TIGA
Kamu tahu. Dimana
sekarang kita berada?
SATU
Saya hanya butuh waktu. Tak perlu tempat, tak perlu rencana.
NOL
Jangan
berisik. Nanti rencana kita gagal. Kalau gagal, kita semua akan dipenjara!
ENAM
Dipenjara?
Apa yang sudah kita perbuat?
NOL
Bodoh kamu!
ENAM
Kebodohan apa
pula yang sudah saya lakukan. Saya tidak pernah melakukan perhitungan
dengan
apapun. Kerja saya hanya menunggu. Menunggu
LIMA
Membosankan!
Kalian semuan membosankan. Tak punya inisiatif. Tidak berencana.
Manusia
kardus!!!
SATU
Tenyata kita
meniti waktu yang membosankan.
TIGA
Apa? Kita
berada di kakus?
LIMA
Bung, saya
tak ingin terpenjara. Saya ingin melakukan sesuatu.
ENAM
Bung, apa
salah saya? Saya tidak ingin dipenjara. Kita semuakan hanya menunggu
NOL
Ya, menunggu.
Tetapi bukan berarti harus terpenjara.
TIGA
Terpenjara di
kakus? Itu lebih bagus, dari pada tidak tahu sama sekali dimana kita berada
DUA
Kalau semua
rakus. Tentunya akan menjadi gemuk-gemuk seperti babi peliharaan
EMPAT
Persetan
dengan inisiatif. Persetan dengan penjara. Persetan dengan kakus. Persetan
dengan babi.
Persetan semuanya.
LIMA
Sebaiknya
menjadi babi peliharaan atau babi hutan? Sebaiknya babi peliharaan. Gemuk
dan terurus.
ENAM
Tunggu, kita
baru membicarakan inisiatif dan penjara. Belum sampai
pada babi.
LIMA
Apa kita
harus terus menunggu di kakusmu!
NOL
Tidak ada
penjara. Yang ada hanya kakus dan babi sekarang. Kalian semua sudah
mengambil
sikap.
ENAM
Bagaimana
dengan penjara dan inisiatif?
LIMA
Apa kita
harus menunggu tanpa kita tahu apa yang harus kita lakukan?
DUA
tetapi saya
harus mereka-reka.
ENAM
Saya pun belum
pernah melakukan apa-apa selain menunggu.
TUJUH
Cukup. Mereka-reka itu jalan terbaik untuk
membuat kebingungan. Kalau kita semua
menjadi
bingung…
LIMA
Selau
bingung. Selau bingung. Lalu kapan kita mulai.
TUJUH
Mulai dengan
kebingungan dan berakhir dengan kebingungan . itu ide yang bagus.
SATU
Kita juga
berada dalam waktu yang membingungkan.
TIGA
Juga tEMPAT
yang membingungkan.
EMPAT
Persetan
dengan semua kebingungan kalian.
DUA
Juga persetan
dengan semuanya.
SUARA
Persetan…
Persetan… Persetan…
ENAM
Ini yang saya tunggu-tunggu. Halo… .
SATU
suara apa
itu. Mungkin suara sang waktu?
DUA
Mungkin
persetan itu tadi.
EMPAT
persetan…
SUARA
Persetan…
Persetan… Persetan…
TIGA
SUARA apa
itu. Ini perlu, agar semua jelas dimana kita berada.
ENAM
Halo sobat…
Selamat datang. Saya sudah siap.
TUJUH
Membingungkan.
SUARA
Membingungkan…
Membingungkan…
TUJUH
Oh, ini hanya
gema. suara yang dipantulkan lagi oleh alam disebut
gema. Ini bukan
persoalan yang membingungkan.
SUARA
Kamu memang
selalu membingungkan saya. Kemarin katanya mau datang tepat waktu.
Ternyata
gombal. Kamu gombal, gombal, gombal,
(muncul seorang bencong yang diikuti oleh seorang pria,.
semua bingung)
LELAKI
Iya, maafin
saya deh.
BENCONG
maaf, maaf,
maaf. Biasanya Cuma maaf melulu.
LELAKI
Sudah, sudah.
Kamu palesu. Semua palesu. Bosan saya. Pergi, Pergi, Pergi… tidak, tidak.
Tak perlu
sedu sedan itu. Sekarang kamu boleh pergi.
DUA
semua bingung, bencong bingung
BENCONG
Hallo, lagi
pada ngapian nih Om-om pade?
SATU
O, rupanya
kau sang waktu yang aku tunggu-tunggu.
EMPAT
Persetan
dengan kamu, kamu juga.
BENCONG
aduh, si Om
ini galak banget. Godain kite dong. Kite suka deh ama yang galak.
EMPAT
Persetan
kamu. Pergi, pergi.
DUA
Eh, Mpok
kembangnye jatoh.
BENCONG
Mpok,
kembang, emangnya kita tukang kembang. Tante, tante. Tante Ety atawa Hesty
nama ike.
ENAM
Tunggu. Yang
tadi itu siapa Mpok …. Eh Tante.
BENCONG
Oh itu murid
ike.
TUJUH
Saya kira
Gema.
DUA
Ajarin kite
dong.
TIGA
Loh, si Tante
ini ngajar dimana?! Mengajar apa aja?
BENCONG
Ya
Universitas dong, ngajarnya macem-macem.
DUA
Apa saja
Tante?!
BENCONG
Ya
Matematika, Fisika, Bahasa Asing, nyanyi, baris_berbaris, Karate, Kung Fu,
Yudo,
menjahit,
memasak, melukis, ngetik, Badminton, panjat tebing …….
TUJUH
Ini
membingungkan dan saya suka.
DUA
Astaga,
ternyata dugaan saya benar ( pingsan ).
LIMA
Coba lakukan
sesuatu.
ENAM
Tunggu. Kita
harus mnunggu atasan.
LIMA
Atasan yang
mana?! Kita belum punya atasan.
ENAM
Dia pantas
menjadi atasan kita.
Semua
Betul,
sebaiknya dia kita jadikan pemimpin.
TUJUH
Betul. Saya
suka karena membingungkan.
TIGA
masuk rombongan perempuan dengan peralatan.
PEREMPUAN
1
Oh, iya
disini rupanya perempuan palsu ini berada. Sini kamu ( semua bingung ).
EMPAT
Persetan,
lagi-lagi kamu. Semuanya kamu. Persetan dengan kebingungan. Persetan
dengan bencong.
Persetan dengan Pimpinan. Persetan semua.
BENCONG
Loh, ada apa
nih?! Aduh, aduh. Berani sumpah deh, ike bencong asli.
PEREMPUAN
1
Kamu berani
berdalih ya? Kami telanjangi kamu. Biar semua tahu apa yang terdapat
dibalik
pakaianmu.
BENCONG
Ampun, ampun deh.
Ike sumpah. Ike tidak pernah melakukan apa-apa.
PEREMPUAN
2
Siapa yang
kita cari sih?! Apa betul bencong ini?!
PEREMPUAN
3
Mungkin dia.
Mungkin juga bukan.
PEREMPUAN
4
Lalu mana
yang betul?! Janagan-jangan kita ini sudah salah jalan.
PEREMPUAN
3
Tidak ada
yang salah. Bahkan tidak ada pula yang benar. Semua seperti angan-angan
yang tidak
pernah dibatasi oleh waktu. Lalu kita berlari seperti kehilangan akal.
PEREMPUAN
1
bencong,
bencong. Sini kamu. Buka pakaianmu. Kami ingin tahu keaslianmu!
BENCONG
Loh, keaslian
justru nyang ini. Yang ada diluar. Seperti yang semuanya lihat sekarang!
ENAM
Tunggu, kita
semua harus waspada. Kalau mereka berani berlaku tidak sopan terhadap
pimpinan baru
kita bertindak. Sekarang kan belum terjadi apa-apa.
DUA
Ternyata
dugaan saya juga betul. Dia asli bencong.
PEREMPUAN
1
Hei, sini
kamu! Iya, kamu.
DUA
Ini juga
betul. Saya ditaksir.
PEREMPUAN
1
Kenapa
cengar-cengir, hah?! Tampang kamu jelek tahu.
TUJUH
Bukan, bukan
jelek. Membingungkan. Dan saya suka.
PEREMPUAN
2
Kamu juga.
Itu yang baru ngomong.
TUJUH
Saya selalu
sudi melayani hal-hal yang membingungkan. Asal tidak menjadi matematis.
Saya suka.
Kenapa saya suka?! Karena belum pernah menemukan sesuatu hal yang
berakhir
dengan membingungkan.
PEREMPUAN
1
Jangan banyak
omong kamu. Kamu tahu siapa kami?!
TUJUH
Tentu saja
tidak. Karena saya tidak ingin tahu.
PEREMPUAN
1
Bagus, kalau
begitu kami tidak perlu bantuan kamu.
PEREMPUAN
2
Lalu bagaimana
kita bisa tahu, kalau kita tidak membutuhkan bantuan?!
PEREMPUAN
1
Cukup kalian
lihat dari telapak tangan kalian masing-masing.
PEREMPUAN
3
Mungkin dia,
mungkin juga tidak. Tapi koh hampir serupa?!
PEREMPUAN
4
Ah, tidak.
Sama sekali tidak ada persamaan? Atau, mungkin juga ini yang disebut
persamaan
tersamar.
BENCONG
Kalau
persamaan tersamar ike yang tanggung jawab kalian, kok begitu mudah untuk
menjatuhkan
pilihan?! Kan begitu banyak wanita palesu, kenapa ike yang justru aseli
bencong
kalian tuding?
PEREMPUAN
2
Sebaiknya
kita cari ditempat lain. Manusia-manusia ini sepertinya agak kritis. Nanti
jangan-jangan
kita dibilang pemerkosa.
DUA
Apa?! Kalian
ingin memperkosa kami?!
SATU
Rupanya waktu
sudah beranjak dewasa sekarang. Sampai-sampai semua orang terlalu
peka terhadap
hal-hal yang bersifat OFF-RECORD.
PEREMPUAN
1
Jangan
ngomong sembarangan ya. Nanti saya sumbat mulutnya dengan ini.
DUA
Memangnya
botol Kecap?
PEREMPUAN
1
Betul. Memang
kalian semua botol kecap. Ngecap dan ngecup terus, tapi nggak ada
wujudnya.
PEREMPUAN
2
Sebainya kita
cepat-cepat pergi dari tempat terkutuk ini.
TUJUH
Kutukan macam
apa yang perlu saya tahu dan kutukan macam apa yang saya tak perlu
tahu? Agaknya
semua tak perlu diketahui.
PEREMPUAN
5
Ayolah. Kita
harus segera berhembus seperti angin. Agar semuanya mudah kita jalani.
PEREMPUAN
3
Mungkin dia
atau juga yang lain. Entahlah.
PEREMPUAN
2
Tapi kita
harus mempunyai keputusan yang pasti.
PEREMPUAN
3
Tak ada
keputusan yang pasti, disini semuanya samar. lelaki-lelaki semua ini samar.
bencong ini
samar. Kita juga tersamar. Seperti ilmu yang belum diamalkan. Mubajir,
tetapi
penting.
PEREMPUAN
5
Ayo, kita
tinggalkan orang-orang binggung ini.
EMPAT
PEREMPUAN
5
Kita baru
melintasi sejarah baru peradaban manusia. Ternyata tugas kita bertambah berat.
Selain
menjadi algojo, kita juga harus punya wawasan luas. Oleh sebab itu kita harus
mendatangkan
tenaga pengajar yang tahu tentang perkembangan pengetahuan manusia.
PEREMPUAN
2
Kalau begitu kita
karyakan saja orang-orang bingung yang baru kita temui beberapa
waktu yang
lalu. Mereka kelihatannya pandai di dalam segala hal.
PEREMPUAN
1
Lamtas dimana
harkat dan martabat kita, kita letakan?
PEREMPUAN
3
Mungkin di
kaki, mungkin di kepela, atau mungkin dimana saja.
PEREMPUAN
4
Apa perlunya
harkat dan martabat, toh ia hanya merupakan barang yang tersamar.
PEREMPUAN
2
Kalau begitu,
kita buat keputusan. Kemudian baru kita pikirkan dimana tempat yang
cocok untuk
meletakan harkat dan martabat.
PEREMPUAN
5
Bagus. Kalau
begitu kiat atur segalanya. Apa yang perlu kita ajari, siapa yang patut
mendapat
tugas, lalu kita siap menjadi siswa. Sekarang kita siapkan pelayaran kita untuk
menjajagi
kemungkinan tersebut.
PEREMPUAN
1
Saya tetap
tidak setuju. Karena ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup kita.
Terutama pola
laku serta adapt istiadat yang berlaku pada diri kita.
PEREMPUAN 4
Itu juga barang tersamar. Yang penting kita harus menunjukan
rasa solidaritas terhadap sesama mahkluk hidup. Tolong monolong kan itu wajar
dan patut kita hargai, selama tidak dihubung-hubungkan dengan hal-hal yang
kurang baik. Seperti keinginan baik yang diembel-embeli untuk menutupi
keinginan jahat.
PEREMPUAN 5
Ayolah, kita tidak perlu bertengkar karena keinginan baik.
Ayolah kita pasang layar. Berlayar bersama angin. Kemudian kita ke arah
kemajuan dan kemasgulan. Karena tak akan ada permasalahan yang bisa selesai
tanpa pelaksanaan. Ayolah.
PEREMPUAN 3
Mungkin lebih baik lagi kalau kita bicarakan dulu hal ini
kepada sang waktu. Mungkin ia dapat mencarikan jalan keluar atau bahkan ke
dalam.
PEREMPUAN 5
Bagus kalau begitu. Cepat panggil ia kemari. Ayolah, sebelum
layar kita rentangkan.
LIMA
WAKTU
Apa yang kalian butuhkan dariku, hingga membangunkan tidurku
yang penuh mimpi tentang kehidupan?
PEREMPUAN 5
Kami perlu bantuan untuk memecahkan persoalan manusia dan
segala prilakunya. Kita semua merasa kualahan di dalam menanggapi hal-hal yang
bersifat keilmuan.
PEREMPUAN 2
Kemudian dari itu, kami memutuskan untuk memanfaatkan bangsa
manusia di dalam menangani hal ini.
PEREMPUAN 1
Saya tidak setuju, karena ini akan merusak harkat dan
martabat bangsa kami.
PEREMPUAN 4
Lalu, karena menurut saya harkat dan martabat merupakan
barang tersamar, jadi tak akan berakibat fatal.
PEREMPUAN 3
Itulah halnya, anda kami panggil kemari.
WAKTU
Hmmm, aku sang pengembara yang terus menerus berkelana di
alam mimpi, tidak punya wewenang dalam hal itu.
PEREMPUAN 3
Mungkin, itu kemungkinan pertama. Tetapi toh anda bisa
menghentikan impian anda sementara waktu. Pada saat itulah, kami manfaatkan waktu
untuk menyusup, lalu belajar layaknya manusia.
WAKTU
Oh, oh, oh. Itu persoalan tidak gampang. Semua bangsa
manusia akan musnah.
PEREMPUAN 1
Itu bagus sekali. Musnahkan mereka untuk sementara. Apabila
mereka hidup kembali, tentu mereka akan mulai dari nol. Primitif.
WAKTU
Itu malapetaka. Tidak, aku tidak akan melakukan hal yang
seperti itu. Kamu terlampau egois. Tidak punya perasaan. Bahkan cenderung
picik.
PEREMPUAN 2
Lalu apa yang mesti kami lakukan?!
WAKTU
Pergilah, pergi dengan tulus. Harkat dan martabat bukan
barang dagangan. Tanpa ada harkat dan martabat, tanpa keinginan yang tulus. Aku
akan buat impian khusus buat kalian. Jadilah. Jadilah manusia seperti layaknya
manusia aku saksi sejati impianku. Berlayarlah. Rentangkan layar dan impianku
akan membentang dihadapan kalian.
ENAM
WAKTU
Selamat datang. Selamat datang di tempat yang baru. Saya
harap kalian semua senang dengan tugas yang diberikan.
TIGA
Loh, kita ini mau apa lagi dan ada dimana?!
WAKTU
Kalian ada di perguruan tinggi di negeri kami yang
termahsyur.
LIMA
Tugas? Apa yang harus kami lakukan?!
TUJUH
Saya sangat senang. Bahagia. Oh, matahari. Oh, angin, Oh,
malam, Oh, dingin. Dan aku akan membuat segalanya menjadi sangat membingungkan.
dua dunia menjadi satu waktu dan kita terkubur oleh kebingungan. Matahari. Tak
ada disini. Tentu. Bulan begitu banyak. Bagaikan impian yang sangat fantastis. Oh,
aku bahagia. dua dunia satu waktu.
SATU
kita berada dalam suatu waktu. Aku akan sangat prihatin.
DUA
Kamu ini serba salah. Tak ada waktu bingung. waktu
terhentang. Eh malah prihatin.
SATU
Karena pekerjaanku kini usai. Dan aku bingung, apa yang
pantas aku kerjakan saat ini?
ENAM
Saya juga menderita sekali. Tak ada lagi yang perlu saya
tunggu.
EMPAT
Persetan dengan semuanya. Persetan. Apa lagi yang pantas
dipersetankan sekarang?! Semua tak ada lagi kini. Persetan.
NOL
Kalian semua ini tak mengerti. Apa artinya terpenjara. Saya
akan selalu berkata nihil, segalanya nihil. nol. dari nol kembali ke nol.
EMPAT
Persetan dengan nolmu! Persetan dengan semua ini.
TUJUH
Cukup, segalanya sudah cukup.
DUA
Belum dong. Saya sendiri belum. Karena saya belum cukup
bingung.
BENCONG
Hay, salam semua. Salam. Mari kita bersalam-salaman.
WAKTU
Salam. Salam Tuan.
BENCONG
Nona, eh Tante. Inget itu, Tante. Atau ike pecat kowe dari
jabatan sebagai rektor.
WAKTU
Maaf, maaf. Nenek sudah pikun. Maaf.
BENCONG
Loh apa perlu atasan meminta maaf sama bawahan?
DUA
Iya, kamu juga maen pecat aja sih.
TUJUH
Ha, ha, ha. Bahagia tak terhingga kini. dua dunia kini bersatu.
Membingungkan.
WAKTU
Yah, kini kita satu kesatuan yang tak akan tergoyahkan.
TUJUH
Tidak, tidak. Itu tidak membingungkan. Kita adalah dua dunia
yang tidak luput dari segala macam hal yang membingungkan. Itu tujuan utama
kita. Kalau perlu kita buat keributan, agar semua sama-sama bingung.
EMPAT
Persetan dengan keributan. Persetan dengan dua dunia.
Persetan dengan waktu. Persetan dengan tempat ini. Ada satu hal yang yang harus
kita persetankan, yaitu tentang keberadaaan kita semua saat ini. Kalau aku
mulai mempersetankan kalian, maka aku ada di antara kalian semua. Dan semua
kita harus menjadi apa saja, seekor kucing, babi, ayam dan persetan semuanya.
WAKTU
Waktu yang akan menentukan semuanya. Karena di dalamnya
membentang ribuan persoalan yang akan menjadikan kita semua dewasa. Kita hanya
sekedar pencatat. Dan darisanalah sejarah baru terlahir. Tentang perjuangan
umat manusia, yang satu dengan yang lainnya. Lalu lahirlah kamu semua.
Anak-anak Adam.
DUA
Lahir, dewasa, lalu memilih. Apa yang harus saya pilih.
Mencatat atau dicatat? Apa perlunya semua itu. Tentu untuk bersikap dewasa. Apa
saya sudah dewasa. Tidak, saya bukan dewa. Saya kurang mengerti semua ini.
BENCONG
Nenek rektor. Kapan kita mulai persoalan-persoalan baru. Eh,
pendaftaran.
WAKTU
Tidak perlu. Itu tak perlu. Semua sudah terdaftar. Kalian
bebas memilih siswa. Tapi sebelumnya kalian harus punya pilihan pasti.
TUJUH
Tidak. Saya tidak ingin kepastian. Semua ahrus bebas dan
membingungkan
DUA
Saya jadi tukang sapu deh
ENAM
Saya penunggu waktu
LIMA
Saya Satpam
EMPAT
Persetan dengan tukang sapu, persetan dengan Satpam,
persetan dengan waktu. Dan saya mempersetankan semua.
TIGA
Saya centeng saja.
BENCONG
Saya… jadi bencong aja deh.
WAKTU
Huss… lalu siapa yang mengajar!? Kalian semua didatangkan
kemari untuk mengajar.
BENCONG
Oh, begitu. Kite kan belon tau.
WAKTU
Sudahlah. Sekarang semua harus membuat perjanjian secara
tersamar.
DUA
Saya kok nggak yakin ya.
EMPAT
Persetan dengan keyakinan. Persetan dengan samaran. Apa kamu
pikir dengan menyamar kamu bisa meyakinkan segalanya!?
TUJUH
Menyamar itu pekerjaan yang bagus. Dengan begitu kita bisa
saling membingungkan sesame kita. Lalu kita menjadi bingung
ENAM
Kalau begitu, saya pantasnya menjadi apa?
BENCONG
Kami menjadi saya, saya jadi kamu. Lalu kita jadi mahluk
jadi-jadian. Eh, apa gak salah. Bukan, maksud saya tersamar.
ENAM
Apa mungkin begitu?
TUJUH
Bagus, itu bagus. Saya senang sekali. Lain kali kita harus
mencoba bagaimana menjadi…. Misalnya menajdi tikus, cecak atau burung.
NOL
Saya tidak suka semua ini. Ini akan menjerumuskan kita
kepada hal-hal yang tidak benar.
WAKTU
Justru itu. Justru itu yang harus kita perangi di dalam
penyamaran. Kita belajar merasakan menjadi orang lain, agar kita semua dapat
merasakan keinginan sesame. Dari sana loyalitas tumbuh dan berkembang.
Selanjutnya kita mulai dengan diri kita masing-masing.
TUJUH
Aduh, maaf. Itu tidak membingungkan
EMPAT
Tetapi saya suka ini. Ini hal penting. Persetan kamu.
Persetan kamu.
TUJUH
Kita toh harus loyal. Baru kemudian kamu atau saya.
ENAM
Apa saja deh. Yang penting pantas.
BENCONG
Eh, ngomong-ngomong, kapan belajarnya dimulai nenek rektor?
WAKTU
Sesuka kalian. Di sini waktu tidak berbatas. Tetapi kita
harus memberi ahrga padanya.
BENCONG
Berapa harganya nenek rektor?
WAKTU
Tidak dibatas. Juga tidak terbatas
DUA
Yang penting hemat pangkal kaya. Dan saya belum yakin betul
dengan perkataan ini. Apa betul, kalau orang hemat pada waktu bakal maju dan
cepat kaya?
WAKTU
Baiklah sekarang kita mulai dengan masa perkenalan. Para
siswa siap!?
TUJUH
BENCONG
Lho, mana bagian ike? Kok perempuan semua?
PEREMPUAN 1
Dasar BENCONG kamu!
BENCONG
Lho, kok sewot. Gini-gini ike bencong tulen
DUA
Saya pilih yang mana? Ah, yang ini aja deh (Saling berebut)
EMPAT
Persetan, bagian saya yang mana rektor?
TUJUH
Saya akan membebaskan diri
LIMA
Saya juga tidak kebagian. Bagimana ini?
PEREMPUAN 2
Yang ini apa artinya om?
DUA
Oh, itu saya kurang tahu
TIGA
Semua menuju ke suatu tempat yang bernama pengasingan.
Kemudian bekerja secara paksa, lalu lahirlah anak-anak yang berada dalam suatu
kondisi waktu. Semua menyiratkan zamannya. Ada yang menjadi pelukis, ahli
ekonomi, matematika dan lain-lain. Musnah. Berganti baru. Lalu terciptalah
senjata mutakhir yang mampu memusnahkan manusia dalam sekejap.
PEREMPUAN 4
Ini perlu dipelajari. Kelak aku akan mudah di dalam
menjalankan tugas. Bagus.
PEREMPUAN 3
Kenapa begitu mudah? Bukankah bangsa manusia suka gotong royong?
ENAM
Itu dulu. Sekarang jauh berbeda. Masing-masing orang bebas
melakukan apa saja.
PEREMPUAN 3
Apa itu bukan sewenang-wenang namanya?
ENAM
Bukan. Itu pendapat kuno. Zaman ini lahir atas dasar
persetujuan bersama. Tidak mungkin terlahir dengan begitu saja. Ada dewa. Ada lelaki
dan perempuan, lalu jadilah semua.
SATU
Waktu yang mengejar saya. Bukan sebaliknya.
PEREMPUAN 5
Tetapi toh ada juga orang yang selalu mengejar waktu
satu itu orang yang selalu ketinggalan dan selalu salah
kaprah
PEREMPUAN 1
Apa ada yang lebih baik?
NOL
Tentu. Tentu saja. Tetapi kita ahrus mencari kepastiannya
terlebih dahulu
PEREMPUAN 1
Apa hal yang tak pasti itu sesuatu yang salah?
NOL
Bukan. Bukan kesalahan. Tetapi kita ahrus mencari
kepastiannya terlebih dahulu
PEREMPUAN 1
Apakah Anda bisa meyakinkan saat kematian?
NOL
Suatu saat kelak mungkin begitu?
PEREMPUAN 1
Ini tidak boleh terjadi. Aku harus menggagalkan rencana ini.
Berbahaya.
SATU
Persoalannya, tentu saja terletak pada titik pandang. Dari
sini kita tak mungkin dapat memandang matahari. Karena matahari tidak pernah di
satu titik tertentu.
PEREMPUAN 3
Jadi persoalannya ada pada persetujuan itu tadi. Bagaimana
kalau persetujuan itu ternyata sangat bahaya bagi orang lain?
SATU
Ya, kita harus memandang dari segala arah
PEREMPUAN 2
Lalu apa yang yang perlu kita ketahui?
tiga bagaimana cara menggunakan peralatan mutakhir tersebut.
Lalu mencoba hasilnya.
TUJUH
Oh, kebebasan. Aku akan meneriakkan ini sepanjang
kebingunganku. Lalu dunia akan aku gantung seperti permainan yoyo. Biar semua
menjadi pusing.
EMPAT
Persetan. Persetan aku dipersetankan kini. Kenapa jadi
terbalik. Apa ini hanya pandanganku saja. Atau aku sedang bermimpi? Hey, apa
yang terjadi, mengapa? Ada apa ini?
TUJUH
Haha, ini menarik. Sangat menarik. Kita bakal membuat
kejutan.
LIMA
Saya harus jaga setiap saat. Berjaga seperti seorang yang
sedang membakar sate. Dibalik. Dibolak-balik, lalu diberi bumbu atau
sebaliknya. Begitu seterusnya. Lalu bakar kembali
BENCONG
Eh. Kita kencan yok. Ike kesepian nih.
WAKTU
Ini impian mutakhir. Semua layar telah terpasang. Dan aku
juru mudi yang renta dan akan buat sejarah baru. Sejarah yang berbeda sama
sekali. Dimana malam serupa siang dan semua manusia tidak mampu lagi meramu
mimpi. Berkeringat dan selalu berkeringat akan kubuat mereka.
TUJUH
Mengapa begini benderang. Kemana rupanya malam? Oh, malam
kemana kau pergi, dimana lagi tEMPAT aku memandang bulan. Semua jelas kini.
Mengapa begini? Aku pikir aku akan kehabisan lahan atau…
EMPAT
Persetan kamu. Kenapa tidak coba dengan kacamata hitam, hingga
semua seakan gelap?
BENCONG
Lalu ike harus bagaimana ya? Jadi lelaki atau perempuan sih
yang enak. jadi lelaki harus kuat, jadi perempuan harus lembut. yang mana yang
harus dipilih ya? sulit juga menentukan pilihan. apalagi ike sudah jadi bencong
professional. eh, apa iya bencong itu profesi sih? aduh, jadi mumet nih kepala.
kapan ike bisa bekerjanya? gak ada tempat yang temaram. semua seperti siang.
EMPAT
Persetan dengan gelap. Persetan dengan siang. Persetan
terang, persetan gelap. Persetan semuanya!!!
TUJUH
Oh, apakah aku ahrus membutakan mataku seperti Oedipus. Atau
bunuh diri barangkali?
LIMA (Setelah mencari kesana-kemari)
Kemana perginya mereka semua? (Sambil merubah semua
peralatan pentas) begitu lama? Apa yang terjadi pada mereka semua?
EMPAT
Persetan dengan mereka semua. Persetan dengan kalian
LIMA
Iya. Tetapi kita harus melakukan sesuatu.
DELAPAN
Seperti terlempar
dari tEMPAT yang jauh, NOL, SATU, DUA, TIGA, ENAM muncul diikuti oleh para
wanita dan sang WAKTU
WAKTU
Dirgahayu sang waktu. Dirgahayu. Hahaha, jadilah alam
seperti ketika Adam dan Hawa. Maka tak perlu lagi ada keresahan di kalangan
bangsa atas angina. Kembalilah menunaikan tugas dengan tentram.
LIMA
Ada apa dengan kalian semua? (bingung)
PEREMPUAN 1
Kawan-kawan kalian semua kini tidak mampu berkata-kata lagi.
Kami sudah membuat mereka bisu, tuli, bahkan dungu. Kini giliran kalian untuk
memilih. Mati atau berubah seperti mereka.
TUJUH
Saya memilih buta saja. Dari pada nggak bisa ngomong, tak
mampu mendengar dan dungu.
PEREMPUAN 1
Tak ada tawar menawar.
PEREMPUAN 2
Mati atau menjadi dungu.
PEREMPUAN 3
Mungkin ada yang bisa dimanfaatkan buat kencan.
PEREMPUAN 5
Tak ada kemungkinan lain. Semua sudah menjadi keputusan.
PEREMPUAN 4
Bagaimana dengan bencong itu?
BENCONG
Iya, saya bagaimana? Apa harus tetap menjadi bencong?
PEREMPUAN 5
Kamu harus tetap menjadi bencong kalau ingin selamat. Tapi
ingat, kalau kamu berubah pikiran kami potong kamu menjadi 17 bagian.
BENCONG
Saya janji deh.
PEREMPUAN 4
Persetan semuanya. Mati, bisu, tuli, dungu. Persetan
segalanya.
PEREMPUAN 1
Kenapa begitu?! Bagaimana dengan perjanjian yang sudah
dibuat?
PEREMPUAN 5
Toh, dia tidak akan menjadi beban lagi buat kita. Dia tidak
bisa berkembang biak.
PEREMPUAN 2
Tetapi kalau dia menularkan pikirannya kepada semua orang,
bisa bahaya akibatnya.
PEREMPUAN 3
Mungkin, itu baru kemungkinan.
PEREMPUAN 5
Dan banyak kemungkinan lain yang juga harus kita
perhitungkan. Bahkan amat berbahaya bagi perkembangan manusia.
PEREMPUAN 2
Ya, misalnya penyakit AIDS, dan banyak lagi.
PEREMPUAN 1
Kawan-kawan mari kita tunaikan tugas kita dengan seksama dan
cermat.
( membuat gerakan-gerakan aneh. kemudian semua menjadi
bisu, tuli, dan dungu. semua perempuan bergerak meninggalkan mereka, kecuali
sang waktu, orang yang tinggal berusaha protes, tetapi tak bersuara ).
BENCONG
Selamat, selamat, ike selamat dari petaka. Ternyata samaran
ike berhasil mengelabui mereka. Pada hal kan ike LELAKI tulen. Ha, ha, ha ……
Saya harus meneruskan cita-cita nenek-moyangku. Kawin dan beranak-pianak, lalu
lahir generasi baru yang pandai dan gesit. Selamat ……..
TAMAT