LAPORAN PRAKTIKUM
MENGIDENTIFIKASI TUMBUHAN
PTHERYDOPHYTA
Disusun Oleh:
Muhammad Naufal Fadil (25/X MIPA 9)
SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 BANTUL
Jl. KHA Wahid
Hasyim Bantul, Yogyakarta
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Tujuan
1. Memahami
ciri tumbuhan dan struktur tumbuhan paku
2. Menjelaskan
klasifikasi tumbuhan paku
3. Menemukan
contoh dari masing kelas tumbuhan paku
4. Menjelaskan
cara reproduksi ( metagenesis) tumbuhan paku
5. Menjelaskan
peranan tumbuhan paku dalam kelangsungan kehidupan di bumi
II.
Dasar
Teori
Tumbuhan dapat dibedakan antara lain tumbuhan yang tidak
berpembuluh (Lumut/ Bryophyta), tumbuhan berpembuluh tidak berbiji (Paku/
Pteridophyta) dan tumbuhan berpembuluh berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora,
yang disebut Pterydophyta. Sebagian
besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah dalam bentuk
rimpang yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut.
Akan tetapi, ada pula tumbuah paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang
bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau
batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang
lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa
tumbuhan atau hewan (saprofit). Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering.
Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembang
biakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase
gametofit. Gametofit tumbuhan paku memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit
lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium tetapi
sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja.
Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada
substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada bagian
paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar.
Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya
BAB II
ISI
I.
Alat
dan Bahan
1. Berbagai
jenis tumbuhan paku
2. Cawan
petri atau wadah plastik
3. Lup/kaca
pembesar
4. Mikroskop
II.
Cara
Kerja
Amati morfologi jeni-jenis tumbuhan paku yang anda
bawa
Degan menggunakan lup, identifikasi bagian-bagian
akar, batang , daun dan organ reproduksinya.
Lanjutkan pengamatan sorus yang terdapat pada paku.
Sapukan kuas atau tusuk gigi
Letakkan di atas kaca benda, tutup dengankaca
penutup
Amati sporangium dengan mikroskop
III.
Bahan
diskusi
1. Tentukan ciri-ciri plantae!
2. Tentukan ciri-ciri lumut (Bryophyta)!
3. Tentukan ciri-ciri paku (Pteridophyta)!
4. Tentukan ciri-ciri tumbuhan
berbiji (Spermatophyta)!
IV.
Hasil
Pengamatan
No
|
Bagian
|
Keterangan
|
Gambar
(Tanaman
Utuh)
|
1.
|
Akar
|
Akar yang terdapat pada tumbuhan paku memiliki
sifat seperti pada akar serabut. Ujung akar tumbuhan paku mendapat
perlindungan dari kaliptra. Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas jaringan
epidermis, korteks, dan silinder pusat.
|
|
2.
|
Batang
|
Batang tumbuhan paku bentuknya menyerupai
rimbang dan tersusun atas jaringan epidermis, korteks, dan silinder
pusat. Tumbuhan paku sudah memiliki pembuluh angkut (tracheophyta) pada
silinder pusat terdapat
|
|
3.
|
Daun
|
Daun tumbuhan berbentuk melingkar dan menggulung pada
saat muda dan terdiri dari
daging daun, tulang daun dan juga epidermis yang tersusun atas
jaringan epidermis, mesofil, dan pembuluh angkut.
|
|
4.
|
Sporangium
|
Sporangium
adalah tempat pembentukan spora pada tumbuhan paku. Sporangium bias terdiri dari
satu sel ataupun multisel. Sporangium menghasilkan spora dengan cara mitosis.
Berkumpulnya sporangium pada tumbuhan paku bermacam-macam seperti
Sporokarpium, Strobilus, Sorus
|
|
V.
Bahan
Diskusi
1.
Ciri-Ciri Plantae :
§ Multiseluler
§ Autrotrof
§ Eukariotik
§ Bereproduksi
secara seksual
§ Hidup
di daratan atau perairan
§ Sel Tumbuhan memiliki
dinding selulosa
§ Mengandung klorofil A
dan B dan pigmen karotenoid, untuk memanfaatkan energi matahari.
§ Tumbuhan organisme
multisel dengan sel yang khusus untuk membentuk jaringan dan organ
§ Memiliki organ
reproduksi yang terlindung oleh sel-sel non-reproduksi untuk menghindari gamet
atau sel kelamin tidak mengering.
2. Ciri-ciri Lumut (Bryophyta)
§ Tidak berpembuluh karena tidak memiliki daun,
batang, maupun akar sejati.
§ Bentuk tubuh
thalus (belum bisa dibedakan akar, batang, daun sejati)
§ Berukuran kecil. Kebanyakan tidak sampai 1-2 cm.
Namun ada juga yang sampai 20 cm.
§ Berwarna hijau karena mengandung klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis (autotrof).
§ Multiseluler.
§ Dominan pada
fase Gametofit
§ Tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem.
Air masuk ke dalam tubuh lumut secara imbibisi, sedangkan hasil fotosintesis
didistribusikan secara defusi, daya kapilaritas, dan dengan aliran sitoplasma.
§ Merupakan peralihan antara Thallophyta (tumbuhan
bertalus) dan Cormophyta (tumbuhan berkormus).
§ Daun tersusun atas selapis sel (kecuali
pada ibu tulang daun, dengan tebal 15 sel) berukuran kecil, sempit, panjang,
dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Kloroplas tidak terdapat pada
ibu tulang daun.
§ Permukaan luar tubuh dilapisi dengan lapisan
berlilin (kutikula dan gametangia)yang berfungsi untuk menahan masuknya air dan
mengurangi penguapan.
§ Akar berupa rizoid (akar semu) yang terdiri atas
beberapa lapis sel parenkim dan berbentuk seperti rambut/benang-benang. Akar
tersebut juga berfungsi untuk melekatkan lumut.
§ Zigot berkembang menjadi embrio dan tetap
tinggal di dalam gametangium betina.
§ Sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum
diproduksi oleh arkegonium.
§ Hanya mengalami pertumbuhan primer. Pertumbuhan
lumut hanya memanjang dan tidak dapat membesar (melebar).
§ Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan
antara fase vegetatif (fase sporofit) dan fase generatif (fase gametofit).
Tumbuhan lumut yang sering terlihat merupakan fase gametofit.
§ Hidup secara berkoloni.
3. Ciri-ciri Paku (Pterydophyta)
§ Tumbuhan paku sudah memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk
kormophyta berspora.
§ Memiliki berkas pembuluh angkut. Baik
pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh
angkut, yaitu xilem dan floem
§ Terdiri atas dua fase generasi, yaitu
sporofit (menghasilkan spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin).
§ Fase sporofit memiliki sifat lebih
dominan dari fase gametofit.
§ Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi daun tropofil (untuk fotosintesis) dan daun sporofil
(penghasil spora).
§ Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi daun mikofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar)
§ Habitat tumbuhan paku ada yang di darat
dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
§ Pada waktu masih muda, biasanya daun
tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
§ Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat
bereproduksi secara vegetatif dengan pembentukan gemmae dan reproduksi
generatif dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
§ Dalam siklus hidup (metagenesis)
terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
§ Memiliki klorofil sehingga cara
hidupnya hidupnya autotrof.
4. Ciri-ciri tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
§ Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas
pengangkut sehingga termasuk ke dalam kelompok tumbuhan Tracheophyta.
§ Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa
semak, perdu, pohon, atau liana.
§ Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa
bunga atau strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan biji yang di
dalamnya terdapat embrio.
§ Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya
berupa bunga.
§ Cara
hidup fotoautotrof
§ Mempunyai
pembuluh floem dan xilem
§ Reproduksi
melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi)
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan
bahwa Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus atau memiliki akar,
batang dan daun sejati. Daun mudanya menggulung. Memiliki rizom atau batang
tumbuhan paku yang berada di dalam tanah. Pada rizoma terdapat akar serabut.
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara membentuk spora. Spora dihasilkan
spongarium di daun tumbuhan paku. Perkembangbiakan secara generatif dengan
cara peleburan antara spermatozoid dengan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
II.
Saran
Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati
dalma mengambil sorus pada daun agar dapa terlihat jelas ketika sedang diamati
menggunakan mikroskop.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
x/ciri-ciri-tumbuhan-paku-pteridophyta/ (28
Januari 2013)
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta:
GadjahMada
University.
Sianipar,
Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher