Resensi Manajemen Pendidikan


Resensi Manajemen Pendidikan


Judul               : Manajemen Pendidikan
Pengarang       : Tatang M. Amirin, dkk.
Penerbit           : UNY Press
Tahun              : 2015
Tebal               : 172 halaman

            Mengambil jurusan Pendidikan, tentu Mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu sesuai bidang masing-masing yang telah dipilih. Berbeda dengan Mahasiswa yang mengambil ilmu murni, Mahasiswa jurusan Pendidikan juga dibekali hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan seperti teknik mengajar, penyusunan materi, serta salah satunya adalah manajemen di dunia pendidikan.
            UNY sebagai Universitas yang menyediakan jurusan Pendidikan juga membekali mahasiswanya dengan Buku Pegangan Kuliah (BPK) Manajemen Pendidikan. Buku ini dibuat sendiri oleh UNY, khususnya oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan-FIP UNY.
            Bab I telah menyajikan penjelasan panjang lebar tentang konsep dasar Manajemen Pendidikan, di mana penjelasan kurang efektif terutama pada hakikat-hakikat pendidikan dan manajemen. Barulah memasuki bahasan Manajemen Pendidikan sendiri, penjelasan detail yang ada sangat bagus.
            Memasuki bab II, buku ini mencoba menjelaskan tentang organisasi lembaga pendidikan, yakni tentang konsep, struktur, pengelolaan, serta jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang ada. Skema yang digambarkan telah disertai penjelasan dan fungsi dari tiap-tiap bagian, jadi pembaca akan lebih mudah memahami gambaran skema/struktur yang ada.
            Bab III menjelaskan tentang manajemen kurikulum. Dimulai dari konsep dasar seperti bab sebelumnya, kemudian komponen kurikulum yang terdiri atas tujuan, isi, proses dan strategi pembelajaran, media, serta evaluasi. Proses manajemen kurikulum sendiri juga dijelaskan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pengembangan kurikulum.  Bahkan perkembangan kurikulum di Indonesia juga dibahas dan diakhiri dengan target/gambaran seperti apa kurikulum yang ideal itu. Secara umum bab ini sudah lengkap tapi pada skema tertentu ada yang masih menggunakan bahasa Inggris, belum diterjemahkan ke Indonesia.
            Pada bab IV buku ini juga telah menjelaskan dengan sangat baik tentang manajemen peserta didik, mulai dari rekruitmen/penerimaan, layanan apa saja yang berhak didapat peserta didik di sekolah, kegiatan evaluasi bahkan sampai pasca-evaluasi seperti program pengayaan dan remidial, serta penjelasan tentang mutasi/perpindahan peserta didik. Semuanya dijelaskan dengan baik dan lengkap.
            Bergeser dari peserta didik, Bab V ini membahas Tenaga Kependidikan. Hampir sama dengan peserta didik, proses dalam manajemen Tenaga Kependidikan juga diawali dari rekruitmen, penempatan, pemeliharaan personel yaitu tentang hak dan kewajiban PNS, pembinaan yaitu tentang promosi dan kenaikan pangkat, serta pemutusan hubungan kerja. Penjelasan yang ada bagus dan langsung pada intinya.
            Bab VI, yakni mengenai manajemen Fasilitas Pendidikan, diawali dengan penjelasan konsep dasar, seperti pada bab I penjelasan tentang konsep dasar ini cukup berbeli-belit. Namun, penjelasan tentang manajemen sarana dan prasarana yang dimulai dari pengadaan, pendistribusian, pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi hingga penghapusan sudah lengkap dan bagus.
            Memasuki bab VII, buku ini membahas tentang manajemen Pembiayaan Pendidikan. Bab ini berisi tentang pengertian, azas anggaran, faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan, karakteristik, uraian tentang penganggaran berbasis sekolah. Penjelasan sudah cukup lengkap, namun mungkin bisa ditambahkan tentang strategi penyusunan anggaran yang baik, serta kelemahan Penganggaran Berbasis Sekolah, karena di buku hanya dijelaskan keuntungan teoritisnya saja.
            Bab VIII, yang membahas tentang manajemen Humas, sekali lagi dimulai dengan konsep dasar yang rumit diisi dari pengertian menurut beberapa tokoh. Pada proses kegiatan humas tahap persiapan juga terlalu berbelit, cukup seperti tahap pelaksanaan, pengecekan tanggapan masyarakat, penilaian, dan pemberian saran yang fokus pada intinya. Lebih lanjut, uraian tentang asas kegiatan humas dan jenis kegiatan humas sudah bagus, kecuali pada  kegiatan penyebaran informasi yang juga terlalu panjang. Selain itu, penjelasan pada kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat serta peningkatan pendayagunaan partisipasi masyarakat telah dijelaskan dengan baik.
            Pada bab IX yang membahas tentang ketatalaksanaan lembaga pendidikan, dapat ditemui ilustrasi yang membantu, di mana ilustrasi seperti ini telah hilang sejak bab IV. Setelah ilustrasi tentang siklus arsip adalah penanganan surat-menyurat, ruang lingkup kegiatan, kemudian dilanjutkan uraian khusus tentang Sistem Informasi Pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.  Pada bagian ini, konsep dasar informasi dan definisi SIM dijelaskan terlalu panjang, yang sebenarnya bisa dibuat lebih ringkas. Selain itu, unsur SIM dan mekanisme kerja SIM berbasis komputer diuraikan dengan bagus dilengkapi ilustrasi yang memudahkan pemahaman pembaca.
            Memasuki bab terakhir yakni bab X yang merupakan bab terpanjang dari buku ini, membahas tentang Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Definisi pemimpin dan kepemimpinan serta teori-teori kepemimpinan dijelaskan terlalu panjang dan rumit, mungkin bisa lebih diperinci lagi. Karena berada di Indonesia, penulis juga memasukkan kepemimpinan khas Indonesia, mulai dari Hasta Brata yang diambil dari kisah Ramayana, serta tiga ajaran legendaris dari Ki Hajar Dewantara yang kemudian juga dicakup dalam Sebelas Azas Kepemimpinan yang dirumuskan oleh ABRI. Selain itu juga ada tabel yang memuat bagaiman kepemipinan yang efektif menurut beberapa tokoh dunia. Setelah uraian tentang pemimpin dan kepemimpinan, dikerucutkan ke ciri kepala sekolah efektif, ciri kepemimpinan kepala sekolah yang efektif serta yang tidak efektif. Secara garis besar bagian kedua bab X menjelaskan tentang supervisi pendidikan. Dimulai dari pengertian, tujuan, prinsip, dan teknik supervisi. Ilustrasi yang ada cukup membantu pemahaman.
            Demikian ulasan per bab tentang buku Manajemen Pendidikan ini. Secara keseluruhan, buku ini cukup bagus dengan penjelasannya yang detail dan lengkap. Buku ini juga dilengkapi ilustrasi yang bisa memudahkan pembaca memahami materi di dalamnya. Sehingga sangat membantu dalam pembelajaran mata kuliah Manajemen Pendidikan. Namun, pada beberapa bagian terutama definisi/konsep terkadang dijelaskan terlalu panjang. Secara fisik, buku ini berukuran kompak, dalam artian tidak terlalu besar dan tebal sehingga tidak sulit untuk dibawa. Hanya saja, kualitas perekat yang digunakan kurang bagus sehingga buku ini halamannya mudah terlepas.
            Kesimpulannya, buku ini cukup layak untuk dibaca dan dipelajari. Untuk kegiatan perkuliahan sendiri khususnya Manajemen Pendidikan, buku ini layak untuk dijadikan pegangan mahasiswa menghadapi perkuliahan, karena bahasan materinya telah lengkap dan memadai.

CONTOH NASKAH PIDATO TENTANG LINGKUNGAN


IFTI LUTHVIANA DEWI
16 / XII IPA 2

Pentingnya Pelestarian Lingkungan
Bagi Kelangsungan Hidup

Assalamu’alaikum
PYang terhormat Ibu Martinem selaku guru Bahasa Indonesia dan teman-teman yang saya cintai. Marilah pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Terima kasih telah memberi kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato yang berjudul “Pentingnya Pelestarian Lingkungan Bagi Kelangsungan Hidup”.
Hadirin yang saya hormati, lingkungan adalah salah satu bagian terpenting dari bumi ini. Sebagai salah satu bagian dari bumi ini, lingkungan sangat berperan bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi ini. Selain itu, tanpa adanya lingkungan yang asri dan terawat semua makhluk hidup akan kesulitan untuk hidup karena lingkungan salah satu tempat hewan-hewan tinggal dan mencari makan. Selain itu, lingkungan yang penuh dengan pohonan dan tumbuhan dapat mengurangi adanya bencana alam. Maka, mengapa tidak dari sekarang kita mulai untuk memahami pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup kita?
Pada saat ini, banyak sawah yang dulunya digunakan untuk menanam padi sekarang beralih fungsi menjadi perumahan maupun bangunan-bangunan lainnya. Apalagi kini, sebagian besar hutan di Indonesia mulai gundul karena perbuatan manusia yang menebangi pohon-pohon di hutan dengan seenaknya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya. Dan juga banyaknya kendaraan bermotor menyebabkan polusi udara tanpa diimbangi dengan pepohonan yang dapat mengurangi polusi udara tersebut.
Jadi, untuk mengurangi kerusakan alam itu kita harus mulai dari sekarang untuk melestarikannya dengan kegiatan seperti :
1)      Melakukan Reboisasi atau Penanaman Hutan Kembali.
Dengan cara melakukan Reboisasi atau Penanaman Hutan Kembali dapat memperbaiki Lapisan Ozon yang mulai menipis karena Pencemaran Udara atau Polusi.
2)      Jarang memakai Kendaraan yang memakai Bahan Bakar Minyak (BBM).
Jarang memakai Kendaraan yang memakai Bahan Bakar Minyak karena biasanya Kendaraan seperti itu juga menyebabkan Pencemaran Udara atau Polusi.
3)      Memakai kendaraan yang Ramah Lingkungan.
Dengan memakai kendaraan Ramah Lingkungan kita bisa mengurangi Pencemaran Udara atau Polusi. Contoh kendaraan Ramah Lingkungan adalah sepeda, delman, atau becak.
4)      Ketika akan membangun Gedung, buatlah Gedung dengan pendekatan lingkungan.
Gedung yang dibangun dengan pendekatan Lingkungan disebut Gedung Hijau. Gedung itu biasanya menggunakan kaca sebagai tembok dan saat siang hari menggunakan Matahari sebagai lampu.
5)      Banyak menggunakan Energi Alternatif.
Energi Alternatif adalah sebuah Energi yang Ramah Lingkungan dan tidak pernah habis. Contoh Energi Alternatif adalah Air, Angin, Panas Matahari, dan Kayu..maka,

Maka dari itu, kita harus melestarikan alam dan memulainya dari sekarang. Karena alam sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Nah, begitulah pidato yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya mohon maaf bila ada perkataan yang kurang berkenan di hati Anda. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

RPP Sifat dan keadaan orang dan benda SKILL SPEAKING


IFTI LUTHVIANA DEWI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah          : SMP N 1 Jetis
Kelas/Semester         : VII
Mata Pelajaran         : Bahasa Inggris
Topik                        : Sifat dan keadaan orang dan benda
Keterampilan            : Speaking
Alokasi Waktu         : 20 menit
I.              KOMPETENSI INTI
KI- 3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI - 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
II.           KOMPETENSI DASAR
3.5 Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya (Perhatikan unsur kebahasaan be, adjective)
4.5 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan  memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
III.        TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran siswa diharakan mampu:
1.      Mengidentifikasi adjective dan fungsinya dalam kalimat tertulis.
2.      Mengidentifikasi struktur penggunaan adjective dalam kalimat.
3.      Menyusun dan mengungkapkan sebuah kalimat tanya terkait sifat seseorang dengan tepat dan berterima dengan memperhatikan struktur teks, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial.
4.      Dapat menjawab sebuah kalimat tanya tentang mendeskripsikan seseorang dengan tepat dan berterima dengan memperhatikan struktur teks, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial.

IV.        MATERI PEMBELAJARAN
1.      Definisi dan fungsi adjective
Adjective adalah kata sifat yang berfungsi untuk menerangkan/mendeskripsikan kata benda (noun) atau pronoun.
2.      Unsur kebahasaan
a.       Struktur kalimat menanyakaan bagaimana penampilan seseorang
What do you look like?
What is the color of your hair?
What clothes do you like to wear?
b.      Mendeskripsikan seseorang menggunakan adjective
My name is Jane. I’m medium high. I have long purple hair. My eyes are green. My skirts are blue. I am wearing funky clothes. I look really trendy from my head to my toes.

V.           METODE PEMBELAJARAN
Menggunakan metode PPP
Menggunakan strategi menyimak, diskusi, games.

VI.        MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
a.    Media  : Powerpoint, gambar, game
b.    Alat     : LCD, sounds, white board, board marker
c.    Sumber pembelajaran : video, beberapa contoh kalimat, flashcard

VII.     LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
  1. Kegiatan pendahuluan
    1. Guru memimpin siswa berdoa, untuk mengawali kelas
    2. Guru memberi salam
    3. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar siswa, dan mengecek presensi kehadiran
    4. Guru memberi motivasi siswa mengenai pentingnya keterampilan berbicara agar siswa mempunyai minat dan kesenangan dalam menulis, sehingga kepercayaan diri siswa dapat meningkat.
    5. Guru menyampaikan materi apa yang akan diajarkan.
    6. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran.
  2. Kegiatan Inti
    1. Presentation
                                                        i.            Guru mereview pelajaran pertemuan yang lalu dengan meminta siswa menulis nama panggilannya di buku.
                                                      ii.            Guru meminta siswa menuliskan deskripsi singkat mengenai dirinya menggunakan setiap huruf namanya menjadi huruf pertama.
                                                    iii.            Guru menunjukkan contoh di PowerPoint.
                                                    iv.            Guru meminta siswa membacakan hasil deskripsi berdasarkan huruf depan nama panggilan.
                                                      v.            Guru memutar video mengenai cara bertanya dan mendeskripsikan orang, siswa diminta memperhatikan video.
                                                    vi.            Guru menjelaskan bagaimana cara mendeskripsikan orang dengan menunjukkan gambar di powerpoint.
                                                  vii.            Guru menunjukan gambar lain dan meminta siswa mendeskripsikan bersama.

    1. Practice
                                                        i.            Guru membagikan flashcard kepada masing-masing siswa.
                                                      ii.            Guru menjelaskan bagaimana cara bermain gamenya. Yaitu siswa diminta untuk mencari siapa tetangga sampingnya dengan cara menanyai ciri-ciri setiap orang. Setelah bertemu dengan tetangga yang dicarinya, siswa diminta untuk membuat sebuah barisan urut menurut letak rumahnya.

    1. Production
                                                        i.            Guru memberi siswa pekerjaan rumah untuk membuat deskripsi tentang rumahnya. Deskripsi disertai dengan gambar dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.


  1. Kegiatan penutup
    1. Guru bertanya kepada siswa jika ada yang belum dimengerti mengenai apa yang telah dipelajari.
    2. Siswa bersama dengan guru merefleksikan kegiatan dan isi pembelajaran dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari.
    3. Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas dan membawanya pada pertemuan selanjutnya untuk dikonsultasikan.
    4. Guru memberi salam.

                           


Bantul, 26 Februari 2018
Mahasiswa


Ifti Luthviana Dewi
NIM: 15202241020








CERPEN TENTANG PERJUANGAN UJIAN NASIONAL


Nama         : Muhammad Naufal Fadil
No             : 25
Kelas         : XI MIPA 9

Perjuangan Ujian Nasional
Pagi itu, H-30 UN SMA. Aku berangkat sekolah dan memasuki kelasku dengan wajah penuh tekanan. "sekarang aku harus bagaimana lagi. Hanya dengan belajar tidak mungkin aku bisa melewati ini". Ternyata tidak hanya aku yang merasakannya, hampir semua teman sekolahku juga merasa bahwa mereka tidak sanggup melaksanakan UN.
Tiba-tiba aku teringat pada masa UN SMP. Saat itu ada seorang temanku yang memliki kunci jawaban UN. Namanya Delan, dia menggunakan kunci jawaban dan  akhrinya dia lulus dengan nilai yang tergolong tinggi.
Siang harinya aku menemui Delan. Aku datang ke kelasnya. Akupun bercerita tentang maksud kedatanganku menemuinya. Baru beberapa kata aku sampaikan, dia sudah bisa menangkap maksudku. Untuk mencari kunci jawaban UN. Diapun bercerita kepadaku tentang sebuah grup. Ternyata di sekolah ini sudah terbentuk grup angkatan yang membahas untuk membeli kunci jawaban UN. Didalamnya hanya orang yang ditunjuk sebagai koordinator dalam setiap kelas yang masuk ke grup tersebut. Para siswa lain belum diberi tahu tentang kabar ini karena belum pasti. Dan Akupun diyunjuk menjadi koordinator kelasku karena aku yang pertama mengetahuinya di kelasku.
Hampir setiap sore koordinator setiap kelas mengadakan rapat yang membahas tentang kunci jawaban yang akan dibeli. Tidak semua siswa setuju, ada yang lebih mengutamakan kejujuran dan ada yang tidak punya uang untuk membelinya. Karena angkatan kami punya solidaritas yang tinggi, hal tersebut cepat teratasi.
H-14 UN SMA atau 2 minggu menjelang pertempuran terakhir seorang pelajar, Aku hanya duduk di kursi sambil melihat Papan tulis bertuliskan "H-21". Seseorang masuk kelas. Dia adalah Galang. Dia langsung duduk dan membuka buku pelajaran. Dia adalah salah satu siswa yang menolak untuk membeli kunci jawaban UN. Dia merupakan bintang kelas. Setelah bel istirahat ia tidak menuju ke kantin, tetapi ke perpustakaan. Itulah keseharian Galang, siswa yang menurutku paling cerdas di kelas ini, bahkan di sekolah ini..
Aku berjalan keluar, lalu duduk di kursi kayu panjang yang ada di depan kelas. Neta dan Niken lalu ikut bergabung dengan ku. Mereka adalah teman-temanku sejak di bangku SMP. Tidak lama kemudian Neta membuka pembicaraan.
"Ken, Benar gak ya tahun ini kita akan dikasih kunci jawaban UN ?"
"Hmmmm, Aku juga tidak yakin. Walaupun dikasih, aku masih ragu dengan kebenaran jawabannya." Jawab Niken.
"Kalau misalnya memang kuncinya salah, kita bagaimana dong Ken?"
"Iya juga ya.. Aku juga masih tidak mengerti tentang Integral dan Matriks yang kemarin Buk Nur jelaskan."
"Matilah kita kalau kunci jawaban UN yang dibeli tidak tembus."
"Tenang saja, pasti tembus kok."
"Kalian ini bagaimana, kita sudah membeli  kunci jawaban. Aku yakin pasti benar. Kalian tidak ingat waktu Delan memakai kunci jawaban yang didapatkannya waktu SMP? Nyatanya dia lulus dengan nilai tinggi" Aku mulai bersuara.
"Bukan begitu, kalau untuk orang seperti kamu ya tentu gak ada kunci jawaban juga tetap lulus. Nilai saja sudah tinggi." Balas Neta.
"Iya. Tapi bagi orang-orang seperti kita yang otaknya standar, kunci jawaban itu sangat berharga riz. Apalagi tahun ini memakai model 20 paket UN, jika hanya 1 paket kita bisa saja menanyakan jawabannya pada yang lain." tambah dari Niken.
"Ya sudah, yang penting kalian yakin." Kataku.
"Aku yakin kok. Oh ya, Dari pada kalian memikirkan kunci jawaban yang belum tentu dapat, bagaimana kalau nanti sore kita belajar kelompok? Hitung-hitung persiapan , kalau kunci jawabannya tidak benar." Jawab Niken.
"Boleh juga tu, jam 4 ya di rumahku saja?" Neta menawarkan diri
"Oke, nanti aku bawakan makanan dari rumah." Kata Niken.
"Aku tidak ikut! Aku mau mengurusi pembelian kunci jawaban UN" Kataku sambil meninggalkan mereka berdua.
Sore hari sepulang sekolah, kami yang mengurusi pembelian kunci jawaban UN berkumpul untuk rapat. Uang kurang lebih 20 juta sudah terkumpul. Uang itu dibawa Delan, karena dia yang akan melakukan transaksi kepada penjual kunci jawaban UN. Kami tidak pernah diberi tahu siapa penjual kunci jawaban UN tersebut, tetapi ada beberapa orang yang mengetahui siapa sosok dibalik kunci jawaban tersebut. Dari informasi yang aku dapatkan, dia adalah kerabat Delan yang bekerja sebagai oknum pemerintah di bidang pendidikan. Tetapi Aku tidak terlalu peduli dengan siapa kami bekerjasama.
H-5 UN SMA.Sebentar lagi kami akan menghadapi ujian yang akan menentukan masa depan kami, bagaikan menghadapi peertarungan hidup dan mati. Oleh karena itu aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Selain mengandalkan kunci jawaban UN, aku juga mempersiapkan bekal pelajaranku.
Tentunya aku dibantu teman-teman akrabku, Neta dan Niken. Walaupun mereka juga mengandalkan kunci jawaban UN, tetapi tetap belajar untuk berjaga-jaga. Aku menjadi bingung, seharusnya kami mengutamakan usaha kami sendiri daripada kecurangan yang akan kami lakukan. Tetapi aku tidak mau memikirkannya, yang terpenting aku harus bisa lulus ujian dan masuk perguruan tinggi.
H-1 UN SMA. Aku sebagai koordinator kelasku, bertugas menerima dan menyebarkan kunci jawaban UN dari Delan kepada teman sekelasku. Delan, karena dia yang memegang seluruh kelas, dia dan beberapa temannya menunggu jawaban UN dari pusat, yaitu Si Penjual.
Aku dan seorang temanku yang bernama Kidi begadang semalam di rumahku untuk menunggu kunci jawaban UN Bahasa Indonesia di hari pertama. Sekitar pukul 4 pagi kami memperoleh kabar bahwa jawaban telah diterima. Kemudian aku dan Kidi mengambil jawaban ke tempat Delan. Ternyata disana sudah banyak temanku yang datang mengambil jawaban. Alasanku mau mengambil jawaban dan mau menjadi koordinator karena aku mendapat upah dari teman sekelasku, jumlahnya pun lumayan.
Setelah mengambil, jam 5 pagi kami kembali kerumahku. Aku pun mulai mengkoordinasi teman sekelas untuk segera ke rumahku untuk mengambil kunci jawaban UN. Mereka  datang kerumahku dan langsung mengambil masing-masing 1 lembar jawaban berisi 20 paket. Mereka yang rumahnya dekat pulang ke asalnya, sedangkan yang jauh menumpang mandi dan sarapan dirumahku. Sungguh suasana kekeluargaan yang begitu mendalam. Ada sama dimakan, ada sama ditahan.
Pukul 8 tepat, soal UN beserta lembar jawabnya dibagikan. Masing-masing dari kami telah siap dengan amunisinya, yaitu kunci jawaban. Kami mencocokkan beberapa hasil jawaban dengan kunci jawaban. Terdengar sedikit merepotkan, tetapi itulah satu-satunya cara. Kami pun juga harus belajar dahulu untuk bisa mencocokkan soal dengan jawaban yang ada, tidak sedikit yang membawa contekan ke dalam ruangan.
Hari demi hari kami lewati. Hingga selesailah perjuangan kami dihari terakhir UN. Saat ini hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan UN. Aku mengisi waktu luang ini dengan mencari dan mengunjungi perguruan tinggi yang ingin aku masuki. Dan sebagian besar waktuku aku gunakan untuk tidur.
Pengumuman kelulusan telah ditempel. Aku berdebar-debar untuk melihatnya. Sudah banyak orang yang berdesak-desakan untuk melihatnya. Tak terkecuali aku.
" aku lulus.. Kunci jawaban itu benar-benar berhasil"
"Hahaha iya.. Kunci jawaban yang diperoleh ternyata berhasil."
Aku mulai melihat daftar nama kelulusan.
" Delan Saputra"
"Niken Dwi Jayanti"
"Neta adelina"
Aku lihat hingga habis
"Tidak mungkin.. namaku pasti ada"
Aku kembali mengulangi melihatnya.kali ini dengan lebih cermat. Namun Hasilnya tetap sama. Aku mulai berkaca-kaca. Untuk ketiga kalinya. Dengan perasaan yang mulai bercampur aduk aku melihatnya.. Hancur harapanku ketika namaku benar-benar tidak ada. Dan itu berarti aku tidak lulus..
Aku pulang dengan pikiran yang kacau aku. Semua perasaan bercampur aduk disana. Rumahku kosong ketika aku sampai. Hpku tak henti-hentinya berbunyi. Panggilan masuk dari Neta. Aku menyesali semua yang telah terjadi.
"Mengapa aku tidak lulus, aku kan sudah menggunakan kunci jawaban itu "
"Lihatlah hasilnya.. aku tidak lulus"
Kamarku sekarang telah benar-benar menjadi kapal pecah. Semuanya telah habis menjadi imbas dari ketidaklulusanku. Tanganku juga mulai membiru, karena berulang kali menghantam tembol dengan kuatnya.
Seutas tali tambang tergantung di pinggir kamar. Ingin aku gunakan itu untuk segera mengakhiri hidup.
 "Namun apakah dengan aku mati semuanya akan lebih baik ?"
Pikiran ku benar-benar kacau, otakku tidak bisa lagi berpikir positif.  Aku ambil tali itu, lalu mulai mengikatnya di atap kamar. Keputusanku telah bulat. Mati adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah ini.
Tali telah terikat dengan kuat
"Maafkan aku ayah, maafka aku ibu, aku telah mengecewakan kalian."
Braaakkkk... Tangan kecil itu lebih dulu menarik badanku , sebelum sempat memasukkan leher. Ternyata mereka Niken dan Neta.
"Jangan bertindak bodoh kamu, mau mati jangan dengan cara seperti ini." Bentak Neta
"Aku malu Net, aku malu dengan kalian.. aku malu dengan orang tuaku." jawabku sambil menangis.
"Bodoh kamu, ingat kamu masih punya masa depan."

Katanya barusan membuatku tak bisa berbuat banyak. Pisau itu kini telah berpindah tangan. Dan sekarang telah diletakkan di atas meja.
Mereka semua memelukku, menangis dan memberikan nasihat yang akhirnya membuatku sadar. Dan akhirnya membuatku terbangun dari tidurku. Setelah bangun aku baru teringat bahwa hari ini adalah pengumuman hasil UN. Aku pun langsung mandi dan bergegas berangkat ke sekolah. Dan terdapat namaku di papan pengumuman, itu tandanya aku lulus ujian.
Aku sadar bahwa sebenarnya Ketidaklulusan bukanlah penutup pintu menuju masa depan. Orang yang memiliki masa lalu buruk tidak berarti dia memiliki masa depan yang juga buruk. Terkadang orang yang merekalah yang membuat perubahan. Karena mereka telah merasakan bagaimana rasanya terpuruk hingga akhirnya bisa bangkit dan meraih suatu hal yang mereka impikan. Tetapi dalam hal ini, Aku tidak menceritakan diriku karena aku sudah dipastikan lulus UN.

Ads